Kamis, 11 Februari 2016

5 Jam bersama pak Sakiman -Napak Tilas keliling Indonesia ketika sampai di Tenggarong

Rabu 10 feberuari 2016 Jam 09.05 wita.Melintas penjalan kaki dengan bendera Indonesia di atas tas punggungnya, dengan di tengahnya bertuliskan Napak Tilas Nusantara membuat saya  penasaran.Setalah mengabadikan moment melalui kamera Nikon D500 dan sedikit bertanya asal usulnya,hingga mencoba memberikan tumpangan namun di tolaknya .masa napak tilas kok naik motor  katanya sambil tersenyum. Akhirnya saya memberikan tawaran untuk mampir ke basecamp Jejak Budaya/kukar Kreatif. Inggih mas jawabnya, namun saya mau ngurus surat jalan dulu di kantor bupati ,akhirnya saya arahkan ke pos penjagaan Satpol PP Kutai Kartanegara, agar mendapatkan akses dalam hal pengurusan surat jalan, sesmapinya di Pos Penjaggan Satpol PP di kantor Bupati Kutai kartanegara di sambut baik dengan pihak Satpol PP untuk di teruskan kepada pihak Humas . setelah itu  saya terus kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Setelah lama menunggu tepatnya jam 12.30 wita tak kunjung juga datang .Akhirnya mencoba mencarinya kembali dengan  menyusuri jalan KH,Ahmad Muksin Tenggarog, namun sampai ke kantor Bupatipun saya tak menemukan sang penjelajah tersebut. Menurut pihak Satpol PP sudah melanjutkan perjalanan kembali sekitar 2 jam yang lalu .Akhirnya sayapun  kembali dengan persaaan menyesal .kenapa tadi  kok gak minta no HP nya
Setelah sampai di rumah hijau ( sekretariat ) Kukar kreatif yang di mana juga  menjadi skretariat Jejak Budaya mencoba mencari posisi sang penjelajah melalui media sosial siapa tahu ada yang update posisinya di kota Tenggarong.Namun baru buka FB tiba -tiba mati lampu ehh mati listrik  dan ada kabar telah terjadi kebakaran tak jauh dari skretariat .Spontan pengisi rumah hijau berlari menuju tempat kejadian untuk memberikan pertolongan, sampai asiknya saya berlari menabrak pintu mobil yang di buka secara tiba -tiba oleh pemiliknya hingga tejungkal ,walau sakit saya cepat bangkit karena malu  hehehe.

Sekitar 1 jam berada di lokasi kebakaran dan api sudah mulai bisa di padamkan akhirnya saya kembali ke skretariat jejak budaya. dan sesampainya di tempat sudah ada tas yang bertuliskan Napak Tilas Nusantara, namun orangnya gak ada  ternyata Tuhan masih berkehendak untuk memberi ruang perjumpaan dengan sang penjelajah walau saat itu  masih di antar ke salah satu Bank di tenggarong oleh Galib salah satu anggota Jejak Budaya.
Namun tak lama saudara galib datang disusul oleh sang penjelajah, setelah berkenalan dan mempersilahkan duduk mencipi kopi Etam,menikmati gorengan ( bukan tempat penggorenganya ).di temani rekan -rekan jejak budaya yang sudah menunggu kehadiran sang penjelajah.yang siap mendengarkan cerita,berbagi pengalamanya. tak lama skretaris Jejak Budaya keluar dari ruangan lalu memberikan beberapa stiker ,pinbros,serta kaos Jejak Budaya yang di sambut ucapan terima kasih oleh sang penjelajah.Stiker jejak  budayapun di tempelnya di bagain tengah  atribut Napak Tilas Nusantara ,sempat di tegurkan dari salah teman saya ,gak pantas kalau di taruh distu nanti banyak yang ikut nempel ,namun sang penjelajahpun menjawab ,biar saja sebagai kenangan dari Tenggarong ,asal jangan di tempel di jidat saya katanya sambil tertawa lepas ,nampak raut capek namun  penuh makna .
Setelah minta ijin memakai kaos yang di berikan saudara Zani pak Sakiman ingin berphoto bersama  rekan -rekan jejak budaya untuk mengadikan moment dsebgai ucapan terima kasih atas apa yang di berikan rakan -rekan jejak budaya .Nampak masih. Rekan -rekan Jejak Budaya sebagain masih nampak  berbaju dinas ( mereka rela ijin) untuk dapat bisa berjumpa dengan sang penjelajah.
Selanjutnya sambil menikmati kopi ,dan cemilan rekan -rekan jejak budaya yang berada di Tenggarong siap untuk bebrgai pengalaman bersama sang penjelajah  melalaui rangkaian  cerita sang penjelajah ,berawal dari sebuah nama dan asal daerah, hingga maksud ,tujuan hambatan hingga sampai pada hal yang sangat mengharukan dalam perjalanannya.Berikut petikan dari rangkain ceritanya :

 Maaf namanya siapa pak ..?

 Jangan pak lah saya kan masih muda hehehe ,Nama saya ,Sakiman,  saya di lahirkan  pada 1 Januari 1976 di kota Denpasar namun saya di besarkan dan tinggal di desa Gundukan ,Pekalongan -jawa Tengah.
Sejak kapan mas Sakiman memulai Napak Tilas keliling Indonesia ..?
Sejak 2 Desember 2014 tepatnya di Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol .Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara.
Terus perjalanan saya lanjutkan  ke banda Aceh
Bengkulu,Jambi,lampung,Banten,Jakarta,JawaTengah,JawaTimur,JawaBarat,Bali,Lombok,Sumbawa,Bima,Flores,Sulawesi,Kalimantan ,Maluku,dan Irian jaya dengan titik akhir di Merauke dengan mengibarkan bendera merah putih yang saya bawa

Apa yang menjadi motivisi atau yang melatar belakangi bapak ehh mas melakukan napak tilas .?
yah napak tilas seperti apa yang pernah di lakukan oleh Bung Karno di berbagai tempat titik /daerah di Indonesia termasuk di mana sang Proklamator di asingkan atau di buang.
Dengan melakukan napak tilas Bung Karno di sertai   doa di mana tempat beliau dulu pernah singgah saya mempunyai mimpi dan harapan akan hadirnya kembali sosok figur pemimpin seperti Bung Karno yang mempunyai   Visioner tentang Indonesia.Yang bagi saya Indonesia itu sangat melimpah ruah potensi alam maupun kebudayaannya, namun bangsa ini terlena dengan tarian -tarian kemunafikan hingga apa yang di cita -citakan Bung Karno jauh dari apa yang di harapkan beliau . sambil menyeruput kopinya mas Sakiman matanya sejenak menerwang jauh sambil matanya berkaca -kaca,kami yang berada di sekitarnya juga larut dalam suasana.
Tak lama kemudian mas Sakiman melanjutkan ceritanya : Napak Tilas ini juga saya lakukan demi kecintaan saya terhadap Indonesia dengan melihat secara langsung keadaan daerah -daerah di Indonesia ,saya juga merasa jenuh /bosan meihat,mendengar elite politik yang ada di pusat maupun yang di daerah yang terus menurus usil satu sama yang lain untuk mencapai memenuhui kelompoknya belaka  ,Mbok yooo saling kerja sama Sing Rukun membangun bangsa ini yang di perjuangkan dengan jutaan nyawa dan tetesan darah para pejuang dulu. sambil menyedot rokoknya dalam -dalam.

maaf kembali, mas nanya nih ,bagaimana menghidupi keluarga atau dana untuk melakukan napak tilas ini ..?
hahahaha kok pakai maaf terus ,biasa aja mas sama saya .wah pertanyaan ini yang sedikit senang hehehe .begini saudara -saudaraku semua .kebetulan saya belum laku ,jadi saya belum punya istri apalagi anak ,jadi saya tidak menanggung beban,
terus bagaimana dengan keluarga mas atau orang tua mungkin.
Saya adalah anak Tunggal dan orang tua saya sudah meninggal,jadi saya merasa gak ada tanggungan ,yaa tanggungan saya adalah menyelesaikan misi ini.

Adakah kendala ketika melakukan napak tilas ini ?
wah banyak sekali ,ketika itu saya baru sampai di daerah Aceh sudah di tangkap GAM  (Gerakan Aceh Merdeka ) selama tiga hari ,namun tetap di beri makan hehehe,
kok bisa di tangkap GAM ..?
ya saya membawa bendera Indonesia ,karena pada dasarnya GAM atau sebagian warga Aceh masih mempunyai keinginan untuk merdeka untuk  menjadi Negara sendiri ,karena mereka hanya mengakui Presiden itu hanya Bung Karno,nah makanya saya di lepaskan karena membawa photo bung Karno ,betapa saktinya Bung karno kan

Selain di Aceh pernah ada kejadian lagi...? 
Banyak sekali mas ,di daerah palembang saya pernah di begal yang berjumlah 12 orang dan membawa kabur perlengkapan saya  hadiah dari Megawati berupa Kamera ,GPS,HP kalau 5 orang saja saya masih bisa melayani ,nah ini 12 orang yaaa saya gak mampu ,sampai kedua jari saya putus memperthankan tas ,Sambil menunjukan jarinya yang memang putus di bagian ujungnya.setelah itu saya hampir putus asa karena jari saya putus ,muka babak belur hingga saya hanya menggunakan obat yang tersedia di alam  seperti rumah laba -laba atau lumut.Namun ketika semangat itu kendur pada suatu malam saya merasa di datangi Bung karno. dan di saat itulah saya  bangkit dan semangat untuk melanjutkan  misi ini dengan  membuat atribut kembali,dan setelah kejadian itu saya lebih tebal keyakinan saya bahwa Allah SWT akan selalu memberikan pertolongan kepada seluruh hamba -Nya .ada juga yang bertemu bertanya  : ini sudah merdeka kok kemana - kemana bawa bendera Merah Putih ,nah saya jawab kembali :lebih gila lagi kalau saya bawa bendera malysia ,biarlah saya gila yang kesana kemari bawa bendera Merah Putih asal jangan sampean yang gila.
pernah juga ketika saya tertidur di pinggir jalan tas saya jatuh hingga bendera itu menyentuh tanah hingga saya di bangunkan TNI ,dan di bilangain bendera gak boleh jatuh /menyentuh tanah kerena Merah Putih  itu adalah lambang harga diri kita sebagai bangsa .mendengar itu saya kagum dan menambah semanagat saya untuk menyelesaikan misi ini .Harga diri bangsa harus tegak dengan apapun kita harus mempertahankannya 
  oh iya mas bagaimana cara mas Sakiman makan ,maksudnya dari mana ..?
whahahahahah ini bumi Allah suadaraku ,ketika rentang perjalanan ini saya menemukan kebenaran - kebanaran ayat Alqur'an ,bahwa " barang siapa bisa menaklukkan dunia maka dunia akan mengikutimu " pernah suatu hari saya lapar dan ingin makan di sebuah warung ,ehh tiba -tiba nemu uang 15 ribu ,dan ketika saya haus pengen buah yang segar ,tiba -tiba ada semangka glundung dari sebuah mobil yang bawa buah ,Aneh kan mas dan itu semua  saya dapatkan pelajaran dari alam. Bahwa ketika kita menyerahkan semua kepada Allah kang Murbaeng Dumados maka tiada yang tak mungkin . tercengang semua kami mendengar ceritanya. pak Sakiman terus melanjutkan ceritanya.
maknya mas orang dulu Sakti -sakti karena nenek moyang kita dulu mau memahami alam dengan mengambil energinya malalui berbagai Tirakat ,nah orang sekarang sudah pada manja makannya aja sudah enak -enak ,takut lapar ,takut hitamlah takut ini itu pokoknya hehehe intinya jangan takut untuk melakukan sesuatu yang menurut kalian baik. dan jangan ganggu keseimbangan alam.

lanjut yaa mas ,kejadian apa yang membuat haru  dalam perjalanan napak tilas ini .

iya gak papa mari lanjut ,hemmm ada beberapa yang membuat saya haru adalah ketika sampai di kota Medan saya di sambut dan di irngi oleh komunitas sepeda di sana ,untuk melakukan berbagai perjalan di kota medan ,
dan ada walikota jawa tengah yang sangat baik menyambut saya ,lalu kejadian kemarin di Jalan Suryanata Samarinda ketika saya berjalan tiba -tiba ada sebuah mobil mewah menghampiri saya dengan membuka setengah kaca menyuruh saya agak minggir karena terlalu banyak orang kata wanita tersebut ; Setelah di tempat agak sepi wanita tersebut turun lalu bertanya : kamu mau kemana ,,? ke Tenggarong ,lalu wanita itu menawarkan untuk bekerja dengan  dia, serta akan memberikan sebuah rumah .Saya kaget ( Sakiman ) ibu ini siapa ..? saya Rita nanti kalau ke Tenggarong mampir ke tempat saya nanti orang Tenggarong tahu kok .iyaa makasih atas tawarannya Insyaa Allah kalau sudah selesai misi saya dan Allah mengizinkan dengan umur panjang saya akan mengabdi pada Ibu ,lalu bu Ritu kembali bertanya?,sekarang kamu punya Reking gak ..? gak bu, terus ibu Rita memberikan sejumlah  uang ,namun saya tolak karena kebanyakan. ( waahh coba anak jb yang di beri ) hahahaha tertwa bersama . lanjut pertemuan pak..lalu bu Rita kembali bertanya apa yang kamu perlukan sekarang ,saya cuma pelukan doa Bu ,okey kalau ada apa -apa kamu silahkan telpon saya

kemudian Ibu Rita membelikan HP dengan meyuruh orang bawahanya agar saya bisa mendokumentasikan perjalanan,dan saya gak tahu kalau bu Rita itu adalah Bupati Kutai Kartanegara ,yang saya tahu waktu itu adalah Ibu Rita Harummmm banget ,hahahahahah kamipun tertwa bersama.

Tak lama kemudaian Hp pak Sakiman berbunyi ternyata ada yang mau nganterin tas dan sandal untuk ganti ,sebab dari Sulawesi pak Sakiman memakai sandal jepit warna biru yang sekarang berada di markas kami dengan tanda tangan beliau.
Masih banyak cerita kami bersama pak Sakiman sang penjelajah ,namun saya sebagai penulis harus melanjutkan bekerja selain itu, kopi di meja sudah habis ,mungkin akan saya sambung di lain kesmepatan.banyak hal yang dapat kita petik jadikan pelajaran dari  pengalaman dari bapak Sakiman tentang bagaimana cara kita untuk mengungkapkan letupan -letupan cinta terhadap Indonesia,bisa dengan memungut sampah ,melakukan penanaman ,saling berbagi cinta sesama anak negeri,tentang sebuah ketegasan ,prinsip dalam menjalani hidup walau godaan terus mendera baik godaan berupa kesakitan hingga kemewahan atau kemudahan.

Terima kasih Juga kepada rekan - rekan Kukar Kreatif dan keluarga saya di Jejak Budaya yang mau meluangkan waktu untuk menemani pak Sakiman selama berada di kota Tenggarong ,kepada pembina jejak budaya  Yadhi AGP yg memberkan Ular kesayanganya untuk menjadi teman perjalanan pak Sakiman, serta memberikan bekal sejumlah uang.Semoga Allah SWT Senantiasa memberikan limpahan Rahmad dan Hidayah- Nya untuk kita semua.
Buat Pak Sakiman Kami semua salut untuk dedikasi bapak untuk Indonesia dengan melakukan Napak Tilas keliling Indonesia ,Sebagai pesan Moral kepada elite Politik bahwa sesungguhnya bangsa ini belum Merdeka dalam arti yang sesungguhnya.

Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ,berikut saya lampirkan photo -photo ketika rekan -rekan jejak budaya menemani perjalanan di Kota Tenggarong.

















Selamat jalan Pak  Sakiman doa kami bersamamu


Penulis Dan Photo ; Cikal






7 komentar:

Unknown mengatakan...

Ada keberapa kata yang saya tangkap dari beberapa interview yang dilakukan,dan itu membuat saya termotivasi walau tidak harus melakukan apa yang harus dilakukan Pak Sakiman. Semoga kita bisa mengambil sisi bijak apa yang disampaikan oleh Pak Sakiman tentang kuasa Allah SWT. Alam yang memberikan semuanya untuk ummat dimuka bumi, walau manusia adalah sebagai makhluk perusak yang ada di bumi, dan tentu buat para penguasa elite yang ada di negara ini haruslah mempunyai figur apa yang dimaksud Pak Sakiman. Saya titipkan buat Pak Sakiman kata ini "Yakikan dengan Iman, Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal" Yakin Usaha Sampai untuk Pak Sakiman.

Unknown mengatakan...

pengen nangis bacanya...terharu dan malu sama beliau....kita yg masih mencari harta benda dengan susah payah dan akut akan kelaparan hingga lupa arti hidup sebenrnya....pengen bisa punya keyakinan seperti beliau...menyerahkan semua urusan dunia pada yg maha ESA.....terima kasih pak sudah memberikan kesadaran bagi saya...semoga bapak selalu dalam lindungan yg kuasa....

Nino GeEs Sardi mengatakan...

Luar biasa, semoga bpk Sukiman sampai ketujuannya #amin

Unknown mengatakan...

Inpirator sekali mas sukiman..makin cinta dg tanah air ku,,dan saya hampir mengeluarkn air mata dg kerendahan hati bupati kita BUNDA RITA WIDYASARI saya kagum dg bunda salut bupati kami.,dan utk mas sukiman semoga selamat sampai tujuan ya.#jejakbudayaborneo

Unknown mengatakan...

Terharu juga dengan perjalan jauh demi misi nya rintangan semua dilalui meski sudah tua tetap semngat !! Salut buat pak sakiman 😙😙😙 kata" yang bermakna banyak yg bsa kita petik kata"nya
Thanks juga buat JELAJAH BUDAYA sudah mendokumentasikan pak sakiman hehe saya juga ketemu di jl cendana - samarinda

Relawan Muda Bondowoso mengatakan...

Bapak Sakiman sekarang sudah di Bondowoso.
Baca cerita saya dengannya disini yaa.

http://relawanmudabondowoso2.blogspot.co.id/2016/03/sakiman-napak-tilas-keliling-indonesia.html

Unknown mengatakan...

Apakah beliau masih menjalankan misinya, kemaren soalnya saya melihat seseorang, orangnya persis seperti bapak Saliman, dibelakang tasnya ada bacaan bapak tilas keliling Nusantara di daerah pasar rebo Jakarta timur,